Kembali Terkhianati
Senja merasa terpukul dengan sikap Juan kepadanya. Senja
tak mengerti apakah rasa sakit yang pernah juan torehkan dihatinya masih
kurang, senja ingat dua tahun yang lalu saat dengan tiba-tiba juan datang
kerumahnya hanya untuk mengakhiri hubungan mereka, padahal semua terasa
baik-baik saja untuk senja. Dimalam saat Juan mengakhiri semuanya Senja hanya
mampu menangis dan termenung, dia semakin tak mengerti dengan sikap juan yang
berubah belakangan ini. Senja tahu dia tak seperti Mia yang dengan mudahnya bisa
pergi dengan Juan. Senja hanya bisa diam
saat dia tahu bahwa selama ini Juan telah banyak berbohong padanya. Saat juan
bilang dia mengantarkan ibunya ke rumah sakit senja tahu Juan tidak pergi
dengan ibunya tapi jalan dengan Mia. Tapi apa yang bisa senja lakukan dia hanya
tak ingin hubungannya dengan Juan hancur. Namun kini juan menyianyiakan usaha
yang selama ini senja jaga, juan mengakhiri hubungan mereka.
Beberapa bulan setelah kejadian itu
Senja mendengar bahwa Juan tengah mendekati Sindi adik kelas yang selama ini
dekat denganya. Senja heran mengapa Juan tega melakukan ini padanya, masih
basah luka yang Juan goreskan dihatinya dan kini dia semakin memperdalam luka
itu.
“Juan tunggu
sebentar aku ingin bicara dengan mu” senja menegur juan yang sedang duduk
sendiri didepan kelas.
“ada apa enja?”
jawab Juan
“sudahlah Juan
jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi. Mau kamu apa juan? Tak cukupkah
semua yang telah kamu lakukan padaku “ senja tak mampu lagi menahan emosi.
Setelah mereka putus hubungan pertemanan mereka kembali seperti dulu. Senja
mencoba untuk dewasa dengan menerima Juan sebagai teman sekelasnya, namun sikap
juan kali ini benar-benar telah melampaui batas, senja muak dengan sikapnya.
“kamu kenapa senja?
Apakah aku telah berbuat hal yang menyakiti hatimu? “
“juan kenapa kamu
jahat padaku, tak bisakah kamu sedikit saja menghaargai perasaanku? Kenapa
harus sindi, tak bisakah kau cari perempuan lain. Setahuku banyak yang suka
padamu kenapa mesti dia orang yang dekat denganku? Tak cukupkah sikapmu waktu
itu yang meninggalkan ku tanpa alasan yang jelas. Mau kamu apa hah? Ingin aku
semakin terluka.” Senja tak mampu lagi menahan emosinya yang telah meluap
sampai ke ubun-ubunnya.
“senja bukan begitu,
aku tak bermaksud menyakitimu. Baiklah aku akan meninggalkan dia jika kamu
merasa sakit aku didekatnya.” Juan menatap senja
“ Aku tak peduli ya
kamu mau deket sama siapa juga mau jadian sama sindi aku gak peduli. Tapi aku
tak terima jika apa yang kamu lakukan padaku menimpa sindi juga. Sudah cukup
aku saja yang merasakan pahitnya kebohongan mu.”
“ senja maafkan aku,
aku janji akan menjauhi Sindi” juan berusaha meraih tangan senja namun saying
senja menepis tangan juan dan pergi
meninggalkan juan yang terlihat semakin kacau. Senja tahu hubungannya dengan
Juan tak mungkin kembali lagi, kepercayaan dan rasa kagum yang selama ini dia
bberikan pada juan telah benar-benar habis. Semenjak kejadian itu hubungan
mereka semakin renggang, senja hanya bicara seperlunya dengan jaun. Meskipun
juan telah mengirimkan ratusan pesan meminta maaf padanya. Namuntak senja
hiraukan, dia hanya bicara banyak dengan juan jika satu kelompok atau sedang
mengajarkan juan pelajaran akuntansi dan matematika yang selama ini tak
dikuasainya. Beberapa minggu kemudian senja mendengar Sindi dan juan telah
jadian, tak ada sedikitpun rasa sakit yang ia rasakan hanya saja ada sedikit
rasa khawatir untuk sindi. Dia takut orang yang sudah dia anggap seperti adik
mengalami apa yang dirasakannya karena juan dan Mia. Benar saja beberapa bulan
setelah kabar jadian itu berhembus kabar Juan menghianati sindi dengan kembali
pada Mia. Senja hanya mampu menghela
napas karena tak ada lagi yang bisa dia lakukan. Mengingatkan sindi sudah dia
lakukan. Bicara dengan Juan? Ah sudahlah tak pernah Juan dengarkan. Senja hanya
tak menyangka kisahnya akan terulang pada Sindi. Sudah 2 bulan senja pindah
keluar kota untuk melanjutkan studinya sehingga dia tak pernah bertemu lagi
dengan Sindi apalgi Juan. Karena setelah lulus juan kembali kekota
kelahirannya.
Kenangan dua tahun
yang lalu itu bagaikan sebuah film yang bermain dalam pikiran senja. Senja
merenung. Senja tidak tau apa rencana
Tuhan untuknya namun yang pasti dia tau kini peristiwa itu kembali terulang,
entah apa yang Juan inginkan dari hidupnya. Senja tak pernah mengerti dengan
jalan pikiran Juan yang selalu saja mengusik kehidupannya. Senja tak mengerti
kenapa juan terus mendekati orang terdekatnya. Mendekati teman yang selama ini
dijadikan tempat mencurahkan isi hati senja. Senja hanya berpikir Mungkin ini cara Juan membuat senja
membencinya atau malah sengaja dia lakukan untuk menyakiti hatinya. Senja tak
tahu hanya saja dia takut hal yang sama menimpa teman yang kini tengah juan
dekati.